MINGGU KE-8
STRESS
A.
ARTI
PENTING STRESS
Arti stress menurut Hans Selye, bahwa stress adalah
respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau
beban atasnya. Jadi, ketika tubuh kita menerima berbagai tuntutan dan
beban yang tidak sanggup diterima, maka tubuh kita akan merespon dengan
menimbulkan stress yang tidak terjadi spesifik pada salah satu anggota tubuh
atau suatu bagian.
·
Efek-efek stres
Menurut Hans, efek dari stress tidak selamanya
bersifat merugikan, namun ada stress yang menguntungkan. Artinya, ada
stress yang memberikan efek negative dan adapula stress yang memberikan efek
positif. Menurut Hans, efek dari stress ada yang disebut dengan Local
Adaptation Stress dan General Adaptation Stress. Local adaptation stress adalah
respon yang dihasilkan tubuh pada satu tempat. Respon atau efek ini bersifat
adaptif sehingga diperlukan stresor untuk menstimulasinya, respon bersifat
jangka pendek dan tidak terus menerus, dan respon bersifat restorative.
Sedangkan general adaptation stress adalah ketika organisme berhadapan dengan
stressor, dia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha
ini diatur oleh kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf
simpatetik. Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress
itulah yang disebut sebagai General Adaption Syndrome.
·
Faktor penyebab
stress
1. Faktor
sosial.
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin
sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan
depresi. Dukungan sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi
stres. Dukungan sosial mencakup:
A. Dukungan
emosional, seperti rasa dikasihi
B. Dukungan
nyata, seperti bantuan atau jasa
C. Dukungan
informasi, misalnya nasehat dan keterangan mengenai masalah tertentu.
2. Faktor
Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya,
ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya
terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi
stresor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).
B.
TIPE-TIPE
STRESS PSIKOLOGIS
1. Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar
diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang
dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
2. Konflik.
Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan
untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang
berlawanan.
-Konflik menjauh-menjauh à individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak naik kelas.
- Konflik mendekat-mendekat à Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk ditonton.
- Konflik mendekat-menjauh à Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya.
3. Frustasi
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita
mengalami hambatan dalam pencapaiannya. Bila kita telah berjuang keras dan
gagal, kita mengalami frustrasi.
Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
C.
SYMPTOM-REDUCING
RESPONSES TERHADAP STRESS
Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566)
penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
2. Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif
D.
PENDEKATAN
“PROBLEM SOLVING” TERHADAP STRESS
Kita mengatasi rasa stress itu dengan cara kita
mencari penyebab stress itu sendiri (stressor) setelah kita tau penyebabnya
kita harusbisa memilih mana jalan keluar terbaik untuk masalah kita,kalo perlu
meminta bantuan orang lain. Misalnya kita baru mengalami putus cinta,lalu kita
merasakan stress dan kita pun tau kalau untuk melanjutkan hubungan tersebut
tidak mungkin lagi,nah darisitu kita bisa mengambil keputusan kalau memang
orang itu bukan yang terbaik untuk kita,apa salahnya kita mencoba dengan orang
baru dalam kehidupan kita. Atau tidak kita cerita kepada semua teman-teman kita
yang bisa di percaya mungkin itu bisa sedikit menenangkan hati kita dan
mengurangi rasa stress kita.
Referensi
:
http://selir-impian.blogspot.com/2012/04/stress.html
Semium, yustinus.2006.kesehatan mental 1.kanisius:Jakarta
Semium, yustinus.2006.kesehatan mental 1.kanisius:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar