MINGGU
KE-9
HUBUNGAN
INTERPERSONAL
A.
Model-model
hubungan interpersonal
1.
Model pertukaran
sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan
sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka
uatama dari model ini, menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut,
“asumsim dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap
individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya
selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.
“ Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok
dalam teori ini. Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh
seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial, atau
dukungan terhadap nilai yang dipegangnya.
2. Model Analisis Transaksional
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu
pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. AT dapat
dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan
kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan.
Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh
klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan
yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk
membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.
B.
Memulai
Hubungan
·
Pembentukan
Kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan
1. pembentukan kesan
Menurut sears dkk (1992) individu cenderung
membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan informasi yang
terbatas.
Kesan pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek
pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi. Secara formal dimensi
evaluatif merupakan dimensi terpenting diantara sejumlah dimensi dasar yang
mengorganisasikan kesan gabungan tentang orang lain.
Kesan Menyeluruh. Untuk menjelaskan bagaimana orang
mengevaluasi terhadap orang orang lain, dapat dilakukan dari “kesan yang
diterima secara keseluruhan”. Sears dkk. (1992) membagi kesan menyeluruh
menjadi dua, yaitu model penyamarataan dan model menambahkan.
Konsistensi. Individu cenderung membentuk
karakteristik yang konsisten secara evaluatif terhadap individu lainnya, meski
hanya memiliki sedikit informasi. Kita cenderung memandang orang lain secara
konsisten dari kedalamannya.
2.
Ketertarikan
Interpersonal
Ø Prinsip
Dasar Daya Tarik Interpersonal
·
1. Penguatan
Kita menyukai orang lain dengan cara member ganjaran
sebagai penguatan dari tindakan atau sikap kita. Salah satu tipe ganjaran yang
penting adalah persetujuan sosial, dan banyak penelitian memperlihatkan bahwa
kita cenderung menyukai orang lain yang cenderung menilai kita secara positif
(Sears, 1992).
·
2. Pertukaran
sosial
Pandangan ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada
orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang
diberikan seseorang kepada kita. Teori ini menekankan bahwa kita membuat
penilaian komparatif, menilai keuntungan yang kita peroleh dari seseorang
dibandingkan dengan keuntungan yang kita peroleh dari orang lain (Sears dkk.,
1992).
·
3. Asosiasi
Kita menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan
(dihubungkan) dengan pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang
yang diasosiasikan dengan pengalaman buruk/jelek (Clore & Byrne dalam Sears
dkk., 1992).
C.
Hubungan
Peran
Ø Model
Peran konflik, adequacy peran, dan Autentisitas dalam hubungan peran
1. Model
Peran Konflik
terjadi ketika peran yang kompleks dari seorang
individu mengalami ketidakseimbangan saat berusaha menjalankannya, individu
tersebut akan mengalami confuse / kebingungan peran yang hendak dia jalankan
ternyata tidak sesuai dengan jati diri dia yang sesungguhnya.
2. Adequacy Peran
2. Adequacy Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan kepada seseorang
sesuai dengan posisi sosial dia, baik secara formal maupun non formal.
3. Autentisitas dalam hubungan peran
Keaslian atau kebenaran dari pribadi seseorang yang
sesungguhnya. Kadang kala kita sering tertipu dengan kesan pertama yang di
berikan orang lain, setelah kita menggali lebih dalam terhadap kepribadian
orang yang ingin kita gali, di dapatkan sifat dan kepribadian yang sesunggunya
berbeda dengan kesan pertama yang dia tampilkan kepada kita.
D.
Intimasi
dan Hubungan Pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau
kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat,
memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian
sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan
emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu
bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan
yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang
merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu
merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala
hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran
pasangan hidup sisinya.
E.
Intimasi
dan Pertumbuhan
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi
sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan
akan kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg
(1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan
emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama
lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang
lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang
sama.
Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan
interpersonal :
1. berhubungan
dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.
2. menumbuhkan
sikap percaya pada diri orang lain .
3. Kejujuran, yang menumbuhkan sikap percaya
sikap yang mengurangi sikap defensive dalam
komunikasi.amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal
yang efektif.
Referensi :
Semium,
yustinus.2006.kesehatan mental 1.kanisius:Jakarta