Gunadarma University

Selasa, 20 Oktober 2015

kekuasaan kelompok apel



KELOMPOK APEL
3 PA 06
ADAM ZAINI BACHRI                  ( 10513121 )
DEA SEPTIANI                               ( 12513071 )
LULU YOLANDA SYIFA              ( 14512271 )
MARCHIA DHIYA FATHIN         ( 15513260 )
NAZHIRA SARFINA                      ( 16513370 )
RAKA NOVANDRA                       ( 17513213 )


BAB I
KATA PENGANTAR
A.    Latar Belakang Masalah
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok manusia untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai tujuan itu. Maksudnya seseorang mempunyai kemampuan mempengaruhi tingkah laku orang lain atau sekelompok orang berdasarkan kewibawaan, wewenang, karisma atau kekuasaam fisik yang dimiliki.
Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik, Miriam Budiarjo menuliskan bahwa:”Menurut Robert M.   Mac Iver, “Kekuasaan sosial adalah kemapuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan jalan memberi perintah, maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang tersedia. “Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan (Relationship) dalam arti bahwa ada satu pihak yang memerintah dan pihak lain yang diperintah (the ruler and the ruled), satu pihak yang memberi perintah dan pihak lain yang mematuhi perintah.”
Diantara banyak bentuk kekuasaan, ada satu bentuk kekuasaan yang sangat penting, yaitu kekuasaan politik. Dalam hal ini kekuasaan politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun dengan akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan pemegang kekuasaan itu sendiri.
Diantara konsep politik yang banyak dibahas adalah kekuasaan. Hal ini tidak mengherankan sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu sosial pada umumnya, dan ilmu politik khususnya. Pada suatu ketika politik (politics) dianggap identik dengan kekuasaan, dan kekuasaan dianggap sebagai cara untuk mencapai hal yang diinginkan, antara lain membagi sumber-sumber diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam makalah ini kelompok II akan membahas tentang “Kekuasaan.”




BAB II
PEMBAHASAN
v  KEKUASAAN

ü  Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan, dalam istilah umum disebut sebagai power, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut, kekuasaan itu juga mencakup baik suatu kemampuan untuk memerintah (agar yang diperintah itu patuh) dan juga untuk memberikan keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lainnya.
ü  Sumber-sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
French dan Raven (dalam Afzalur, 1989) membatasi lima jenis kekuasaan pemimpin (leader power) yang dinilai penting dan umum dalam organisasi yaitu :
1.    Coercive power
Bersumber pada persepsi bawahan bahwa atasan mempunyai kekuasaan untuk memberi tekanan/ hukuman. Dasarnya adalah persepsi bahwa hukuman berupa fisik atau psikis pada pihak lain agar menuruti kehendaknya.
2.   Reward power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan dapat memberikan imbalan seperti yang diharapkan. Dasarnya adalah persepsi seseorang memiliki kemampuan untuk member hadiah pada pihak lain.
3.   Legitimated Power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan punya halt untuk menetapkan segala sesuatu baginya. Didasarkan pada hak-hak formal yang diterima sejalan dengan posisi, peran dan kewenangan dalam organisasi.


4.   Expert power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan mempunyai sejumlah pengetahuan atau keahlian khusus yang diperlukan. Dimiliki oleh orang tertentu dan sangat berarti bagi orang lain, dengan keahliannya ia dapat menyuruh orang lain untuk menuruti kehendaknya karena orang lain merasa sangat tergantung padanya.
5.   Referent power
Bersumber pada ketertarikan atau identifikasi bawahan terhadap atasannya. Kemampuan ini berkembang dari kekaguman satu pihak Berta keinginan dari pihak pengagum untuk menjadi seperti yang dikagum



BAB III
PENUTUP

Konsep kekuasaan sangat penting untuk memahami bagaimana orang mampu saling mempengaruhi dalam organisasi (Mitzberg, 1983)  kekuasaan melibatkan kapasitas dari satu pihak (agen) untuk mempengaruhi pihak lain (target). Konsep ini lebih fleksibel untuk digunakan dengan berbagai cara . Istilah ini sangat berpengaruh terhadap seseorang sebagai satu target , atau terhadap berbagai orang yang menjadi target. Terkadang istilah ini menunjukan potensi pengaruh atas hal-hal atau peristiwa dan juga sikap dan prilaku. Terkadang agen merupakan kelompok atas organisasi bukannya individual .
Terkadang kekuasaan didefenisikan dalam konteks relative bukanya absolut yang berarti batasan dimana agen tersebut mempunyai pengaruh lebih besar terhadap target dibandingkan dengan yang dimiliki target terhadap agen. Akhirnya terdapat berbagai jenis kekuasaan dan satu agen bias mempunyai lebih banyak .
Meningkatnya kekuasaan member penghargaan oleh bawahan terhadap atasannya sangat terbatas pada sebagian besar organisasi. Beberapa organisasi memberikan mekanisme formal kepada bawahan untuk mengevaluasi pimpinannya. Namun, bawahan biasanya mempunyai pengaruh tidak langsun reputasi pimpinannya dan prospek untuk mendapatkan kenaikan gaji atau promosi.



DAFTAR PUSTAKA
Zakarsi, Muslihah. Psikologi manajemen. Jakarta : Erlangga
Leavitt J.H. Psikologi manajemen. Jakarta : Erlangga
Kesusastraan, Kekuasaan dan Kebudayaan Suatu Bangsa
D Dhakidae – Jurnal Kalam 1995

Hukum dan Kekuasaan
J Anggraini – E-journal Widya Yustisia, 2013- e-journal.jurwidyakop3.com


Selasa, 13 Oktober 2015

MEMPENGARUHI PERLAKU 3PA06 KELOMPOK APEL

KELOMPOK APEL
ADAM ZAINI BACHRI                    ( 10513121)
MARCHIA DHIYA FATHIN            ( 15513260 )
NAZHIRA SARFINA                        ( 16513370 )
RAKA NOVANDRA                         ( 17513213 )
LULU YOLANDA SYIFA                ( 14512271 )
DEA SEPTIANI                                 ( 12513071 )


BAB I
PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR
           
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain.




BAB II
PEMBAHASAN
Mempengaruhi perilaku

    ·         Definisi Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa  pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.

    ·         Definisi pengaruh menurut para ahli :

   1.      Menurut Wiryanto
Pengaruh merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat,
mempunyai ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak
yang dipengaruhi.
    2.       Menurut Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya
    3.      Menurut Albert R. Roberts & Gilbert
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan
   4.      Menurut Uwe Becker
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang  berbeda dengan kekuasaan  tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan

   ·         Kunci-kunci perubahan perilaku
Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari prinsip belajar yang  telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975).

  • Karakteristik perubahan perilaku
1.      Fokus kepada perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku bukan merubah karakter atau sifat seseorang)

2.      Prosedurnya didasarkan kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan binatang dilaboratorium (Skiner, 1938)

3.      Penekanannya kepada peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi asesmen dan perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan fungsional dengan perilaku

4.      Treatment dilakukan oleh orang didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih efektif  apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru, orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku

5.      Pengukuran perubahan perilaku. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.


6.      Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.

7.      Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.


·         Model mempengaruhi orang lain dan perannya dalam psikologi manajemen

1.        Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data
yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2.        Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif.
3.        Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh
komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.
Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1.       Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.

2.       Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi
audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.

3.       Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu
dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.

4.       Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat
(memorable) oleh audience/komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan dikasi “nggak ada loe nggak rame”

·         Wewenang dan peran wewenang dalam manajemen
Wewenang merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan(legitimate power) Peran wewenang dalam manajemen.
ü  Wewenang lini (Linie authority) yaitu wewenang yang mengalir secara vertikal. Pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan pengawasan langsung oleh pemimpin kepada staf yang menerimanya.

ü  Wewenang staf (Staf authority) yaitu wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang diberikan kepada staf khusus untuk membantu melancarkan tugas staf yang diberikan wewenang lini. Wewenang staf diberikan karena ada spesialisasi adanya tugastugas menegerial yang terkait dengan fungsi staf seperti pengawasan, pelayanan kepada staf, atau penasihat.




BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN

Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa teori perubahan yaitu Teori Redin, Teori Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan Teori Spradley.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.




DAFTAR PUSTAKA
Zarkasi, Muslihah. Psikologi managemen. Jakarta : Erlangga
Leavitt J.H, Psikologi managemen. Jakarta : Erlangga
A Panudju-Jurnal Management & Bisnis Sriwijaya Vol, 2003 - ejournal.narotama.ac.id

RB Hutagalung, N Aisha-Jurnal Management Bisnis, 2008 - usupress.usu.ac.id

Selasa, 06 Oktober 2015

komunikasi 3pa06 kelompok Apel

PSIKOLOGI MANAJEMEN
KOMUNIKASI

 
DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK APEL
3PA06

ADAM ZAINI BACHRI                    ( 10513121)
 MARCHIA DHIYA FATHIN            ( 15513260 )
NAZHIRA SARFINA                        (16513370 )
 RAKA NOVANDRA                        ( 17513213 )
                                           LULU YOLANDA SYIFA                ( 14512271 )
                                           DEA SEPTIANI                                 ( 12513071)



BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting, komunikasi di butuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi semakin meningkat sehingga manusia membutuhkan alat komunikasi yang dapat di gunakan kapapun dan dimanapun mereka berada. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang teruccap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman,anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dari komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu denganpengertian yang sama, maka yang terjadi adalah diaolog antara orang satu. Komunikasi merupakan hal yang essensial dalam hidup kita, komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi bisa dikatakan adalah inti dari kepemimpinan, kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif maka visi tersebut tidak akan bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu pengambaran dimasa depan yang mendorong antusiasme serta komitmen oranglain.



BAB II

TEORI
     2.1.Definisi Komunikasi :
Komunikasi adalah proses dimana suatu pemikiran disampaikan kepada satu penerima atau lebih yang bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, bertukar pikiran gagasan baik secara vebal,ekspresi wajah,lukisan,seni dan teknologi. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa?

  Ø  Definisi menurut para tokoh :

     ·         Reusch (1957)  : Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.

·   Weaver (1949) : Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran seseorang dapat mempenngaruhi pikiran orang lainnya.


· Sindu Mulyanto ‘Panduan Lengkap Supervisi Perspektif Syariah’ : Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh pengirim kepada penerima pesan melalui cara dan media tertentu.

     ·      Anderson : Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.

·     Hoben Simbol/Verbal/Ujaran : Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal.











    2.2.Dimensi Komunikasi :

1.      Isi  : Menunjukan muatan komunikasi,yaitu apa yang dikatakan (isi pesan).

2.      Kebisingan (suara) : Menunjukan adanya suara-suara psikologis yang menyebabkan  interaksi antara satu anggota dan lainnya sulit untuk memahaminya.

3.   Jaringan komunikasi : Menunjukan adanya struktur jaringan yang sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antara anggota satu dengan yang lain.

4.   Arah komunikasi : Dibagi menjadi 2,yaitu satu arah dan dua arah.Komunikasi satu arah contohnya : Si A berbicara dan si B mendengarkan.Komunikasi dua arah contohnya : si A berbicara dan si B dapat membalas berbicara kembali.

Fungsi-fungsi Komunikasi

Komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu:

1. Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara.Setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai.
Bila pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku.
2. Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya.

Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
3. Pengungkapan Emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan.Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4.  Informasi 
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

Proses Komunikasi
            Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
            Proses Komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri :
1. Model Komunikasi Aristoteles
            Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama :
1.  Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan
2.  Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
3.  Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.
2. Model Komunikasi David K.Berlo
            Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.


3. Model Komunikasi Bovee dan Thill
            Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan :
1.  Pengirim memiliki sebuah Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut.
2.  Ide Dirubah Menjadi Pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan ENCODING.
3.  Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau Tertulis), dan media komunikasinya (Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll)
4.  Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima.
5.  Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen perantai pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan kita ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang.
4. Perjalanan
          Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
        Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian Balik
       Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian
      Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.



Hambatan Komunikasi

1. Hambatan Teknis
            Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi.Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi.
2. Hambatan Semantik
            Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau   secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
            Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.
4. Hambatan Fisik
Hambatan fisik menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik atau badan seseorang, misalnya tuna rungu atau orang yang tidak bisa mendengar. Di sisi lain, hambatan fisik seperti saya harus berbicara keras dengan nenek saya karena  fungsi pendengarannya yang sudah berkurang. Pesan saya kepada nenek pun terkadang tidak sesuai.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi terhadap nenek saya ini atau orang yang memiliki fungsi pendengaran yang kurang maka saya akan berbicara dengan ekspresi muka yang jelas dan suara lantang sehingga bisa “terbaca”. Atau, informasi dituliskan sehingga nenek langsung paham maksudnya.
5. Hambatan kepribadian
Kepribadian seperti sanguinis tentu jarang mengalami hambatan berkomunikasi. Mereka biasanya selalu punya topik pembicaraan dalam benak mereka dan memiliki pribadi yang menarik komunikatif.
6. Hambatan usia
Tentu tahu bahwa usia kadang menjadi hambatan saat kita berkomunikasi. Misalnya, anak takut menyampaikan sesuatu kepada orangtuanya. Atau, saat orang tua bicara anak harus diam mendengarkan, akibatnya komunikasi hanya terjadi satu arah saja.
Yang paling terkini misalnya, bagaimana anak remaja sekarang (:baca Alay) menggunakan kalimat-kalimat slank yang sulit dipahami oleh orang yang lebih tua. Kesenjangan usia memang harus dijembatani dengan baik sehingga pesan yang disampaikan tercapai.
7. Hambatan budaya
Hambatan budaya dapat terlihat seperti yang pernah saya jumpai seorang perempuan saat saya transit di Bandara Dubai. Ia membutuhkan informasi tapi saya tidak bisa membalasnya (saat itu saya berbicara bahasa inggris) karena saya tidak mendengar dengan jelas. Saya tidak bisa melihat ekspresi mukanya saat berbicara karena dalam budayanya Ia harus mengenakan penutup mulut. Ia adalah perempuan dari negara belahan Timur Tengah yang memang harus mengenakan busana demikian.

8. Hambatan bahasa
Bahasa kerap menjadi hambatan bila kita berada di negara yang tidak sama bahasa ibu yang miliki. Dalam tulisan sebelumnya, saya bercerita bagaimana saya berupaya membantu teman kelas kursus bahasa jerman yang berasal dari negara Slovenia. Saya pun menggunakan google translate saat saya menyampaikan tugas pekerjaan rumah yang kemudian saya kirim lewat email. Meski tidak seratus persen terjemahan itu benar tapi ia cukup mengerti pesan yang saya sampaikan.
9. Hambatan kecakapan teknologi
Dalam suatu pertemuan mediasi komunikasi orangtua dan anak di suatu sekolah, saya menampilkan slide show tentang sms seorang ABG remaja kepada kekasihnya dengan menggunakan kalimat atau kata-kata slank atau bahasa Alay. Bahasa Alay menggunakan huruf besar dan huruf kecil dalam satu kata juga cenderung tidak lengkap sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Apa yang terjadi? Orangtua tidak bisa menangkap pesan SMS tersebut.
7. Hambatan lingkungan alam dan kondisi sekitar.
Hal ini bisa mudah ditemui semisal kita menjadi salah menangkap maksud komunikasi karena suara yang bising atau polusi suara. Lingkungan alam lain misalnya letak atau jarak pengirim pesan dengan penerima pesan yang berjauhan menyebabkan informasi tidak diterima dengan jelas.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
             Kesimpulan yang dapat disimpulkan antara lain, bahwa komunikasi adalah proses dimana terjadi interaksi satu penerima atau lebih yang efektif atau efisien sehingga terjadi interaksi secara verbal maupun non verbal.Dikehidupan ini komunikasi merupakan sesuatu yang sangat vital. Komunikasi berperan penting bagi kelangsungan hidup karena, manusia itu adalah mahluk social yang membutuhkan interaksi satu sama lain.














Daftar Pustaka
Zarkasi, Muslihah. Psikologi Management. Jakarta : Erlangga
Nawangsari, Sri. (1997). Komunikasi Bisnis.Jakarta : Gunadarma
Jurnal Komunikasi antar budaya LA Lubis- Universitas Sumutera Utara Digital Library. Medan 2002. Library.usu.ac.id
Jurnal Komunikasi antarpersona : Perspektif Komunikasi Cyberspace D Fardiah. Media Tor (Jurnal Komunikasi), 2002-Ejournal.unisba.ac.id

R. Wayne Pace dan Don F. Faules.(2006). Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.