PSIKOLOGI MANAJEMEN
KOMUNIKASI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK APEL
3PA06
ADAM ZAINI BACHRI ( 10513121)
MARCHIA DHIYA FATHIN (
15513260 )
NAZHIRA SARFINA (16513370 )
RAKA NOVANDRA (
17513213 )
LULU YOLANDA SYIFA ( 14512271 )
DEA SEPTIANI ( 12513071)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting,
komunikasi di butuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada
orang lain. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi semakin meningkat sehingga
manusia membutuhkan alat komunikasi yang dapat di gunakan kapapun dan dimanapun
mereka berada. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang teruccap belaka,
melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman,anggukan kepala yang
membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama.
Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dari komunikasi. Tanpa
penerimaan sesuatu denganpengertian yang sama, maka yang terjadi adalah diaolog
antara orang satu. Komunikasi merupakan hal yang essensial dalam hidup kita,
komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks dan
teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi bisa dikatakan adalah inti dari kepemimpinan,
kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang
dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa bagus, namun
tanpa komunikasi yang efektif maka visi tersebut tidak akan bisa terwujud.
Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu
pengambaran dimasa depan yang mendorong antusiasme serta komitmen oranglain.
BAB II
TEORI
2.1.Definisi Komunikasi :
Komunikasi adalah proses dimana suatu pemikiran disampaikan kepada
satu penerima atau lebih yang bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku, bertukar pikiran gagasan baik secara vebal,ekspresi
wajah,lukisan,seni dan teknologi. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada
siapa? Dengan akibat atau hasil apa?
Ø Definisi menurut para tokoh :
·
Reusch (1957) : Komunikasi
adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam
kehidupan.
· Weaver (1949) : Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran
seseorang dapat mempenngaruhi pikiran orang lainnya.
· Sindu Mulyanto ‘Panduan Lengkap Supervisi Perspektif Syariah’ :
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh pengirim kepada penerima pesan
melalui cara dan media tertentu.
· Anderson : Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara
konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
· Hoben Simbol/Verbal/Ujaran : Komunikasi adalah pertukaran pikiran
atau gagasan secara verbal.
2.2.Dimensi Komunikasi :
1.
Isi : Menunjukan muatan
komunikasi,yaitu apa yang dikatakan (isi pesan).
2.
Kebisingan (suara) : Menunjukan adanya suara-suara psikologis yang menyebabkan interaksi antara satu anggota dan lainnya
sulit untuk memahaminya.
3. Jaringan komunikasi : Menunjukan adanya struktur jaringan yang sangat bermanfaat bagi
kecepatan dan ketepatan komunikasi antara anggota satu dengan yang lain.
4. Arah komunikasi : Dibagi menjadi 2,yaitu satu arah dan dua arah.Komunikasi satu
arah contohnya : Si A berbicara dan si B mendengarkan.Komunikasi dua arah
contohnya : si A berbicara dan si B dapat membalas berbicara kembali.
Fungsi-fungsi
Komunikasi
Komunikasi
menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu:
1. Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk
mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara.Setiap organisasi mempunyai
wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai.
Bila pegawai, misalnya, diminta
untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan
pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai
dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian.
Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku.
2. Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi
dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya.
Seberapa baik mereka bekerja, dan
apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
3. Pengungkapan
Emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota
menunjukkan kekecewaan dan kepuasan.Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi
pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk
mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi
pilihan-pilihan alternatif.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan
pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan
makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan
untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya).
Proses Komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan
dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu
sendiri :
1. Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa
setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama :
1.
Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan
2.
Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
3.
Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.
2. Model Komunikasi David K.Berlo
Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4
Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah
3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
3. Model Komunikasi Bovee dan Thill
Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan
bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan :
1.
Pengirim memiliki sebuah Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan
adanya gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima
pesan tersebut.
2.
Ide Dirubah Menjadi Pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak
terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim
harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh
orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan ENCODING.
3.
Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka
pesan teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk
komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau Tertulis), dan media komunikasinya
(Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll)
4.
Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan
yang diterima.
5.
Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan
sebuah elemen perantai pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi
apa yang sebenarnya dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif
apa tidak. Jika pesan kita ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan
komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan ini
ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah
komunikan.
6. Penyandian
Balik
Tahap ini terjadi pada
diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang
berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7.
Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada
komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
Hambatan
Komunikasi
1. Hambatan
Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi.Dari sisi teknologi, semakin
berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai
media komunikasi.
2. Hambatan
Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau
secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian,
yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal
balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses
penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang
disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai
ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk
menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih
kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat
kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan
Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan
atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera
seseorang, dll.
4. Hambatan Fisik
Hambatan fisik menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik atau
badan seseorang, misalnya tuna rungu atau orang yang tidak bisa mendengar. Di
sisi lain, hambatan fisik seperti saya harus berbicara keras dengan nenek saya
karena fungsi pendengarannya yang sudah berkurang. Pesan saya kepada
nenek pun terkadang tidak sesuai.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi terhadap nenek saya
ini atau orang yang memiliki fungsi pendengaran yang kurang maka saya akan
berbicara dengan ekspresi muka yang jelas dan suara lantang sehingga bisa
“terbaca”. Atau, informasi
dituliskan sehingga nenek langsung paham maksudnya.
5. Hambatan kepribadian
Kepribadian seperti sanguinis tentu jarang mengalami hambatan
berkomunikasi. Mereka biasanya selalu punya topik pembicaraan dalam benak
mereka dan memiliki pribadi yang menarik komunikatif.
6. Hambatan usia
Tentu tahu bahwa usia kadang menjadi
hambatan saat kita berkomunikasi. Misalnya, anak takut menyampaikan sesuatu
kepada orangtuanya. Atau, saat orang tua bicara anak harus diam mendengarkan,
akibatnya komunikasi hanya terjadi satu arah saja.
Yang paling
terkini misalnya, bagaimana anak remaja sekarang (:baca Alay) menggunakan
kalimat-kalimat slank yang sulit dipahami oleh orang yang lebih tua.
Kesenjangan usia memang harus dijembatani dengan baik sehingga pesan yang
disampaikan tercapai.
7. Hambatan budaya
Hambatan budaya dapat terlihat
seperti yang pernah saya jumpai seorang perempuan saat saya transit di Bandara
Dubai. Ia membutuhkan informasi tapi saya tidak bisa membalasnya (saat itu saya
berbicara bahasa inggris) karena saya tidak mendengar dengan jelas. Saya tidak
bisa melihat ekspresi mukanya saat berbicara karena dalam budayanya Ia harus
mengenakan penutup mulut. Ia adalah perempuan dari negara belahan Timur Tengah
yang memang harus mengenakan busana demikian.
8. Hambatan bahasa
Bahasa kerap menjadi hambatan bila kita berada di negara yang tidak
sama bahasa ibu yang miliki. Dalam tulisan sebelumnya, saya bercerita bagaimana
saya berupaya membantu teman kelas kursus bahasa jerman yang berasal dari
negara Slovenia. Saya pun menggunakan google translate saat saya menyampaikan
tugas pekerjaan rumah yang kemudian saya kirim lewat email. Meski tidak seratus
persen terjemahan itu benar tapi ia cukup mengerti pesan yang saya sampaikan.
9. Hambatan kecakapan teknologi
Dalam suatu pertemuan mediasi komunikasi orangtua dan
anak di suatu sekolah, saya menampilkan slide show tentang sms seorang ABG
remaja kepada kekasihnya dengan menggunakan kalimat atau kata-kata slank atau
bahasa Alay. Bahasa Alay
menggunakan huruf besar dan huruf kecil dalam satu kata juga cenderung tidak
lengkap sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Apa yang terjadi? Orangtua
tidak bisa menangkap pesan SMS tersebut.
7. Hambatan lingkungan alam dan kondisi sekitar.
Hal ini bisa mudah ditemui semisal kita menjadi salah menangkap
maksud komunikasi karena suara yang bising atau polusi suara. Lingkungan
alam lain misalnya letak atau jarak pengirim pesan dengan penerima pesan yang
berjauhan menyebabkan informasi tidak diterima dengan jelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disimpulkan antara lain,
bahwa komunikasi adalah proses dimana terjadi interaksi satu penerima atau
lebih yang efektif atau efisien sehingga terjadi interaksi secara verbal maupun
non verbal.Dikehidupan ini komunikasi merupakan sesuatu yang sangat vital.
Komunikasi berperan penting bagi kelangsungan hidup karena, manusia itu adalah
mahluk social yang membutuhkan interaksi satu sama lain.
Daftar Pustaka
Zarkasi, Muslihah. Psikologi Management. Jakarta : Erlangga
Nawangsari, Sri. (1997). Komunikasi Bisnis.Jakarta : Gunadarma
Jurnal Komunikasi antar budaya LA Lubis- Universitas Sumutera Utara
Digital Library. Medan 2002. Library.usu.ac.id
Jurnal Komunikasi antarpersona : Perspektif Komunikasi Cyberspace D
Fardiah. Media Tor (Jurnal Komunikasi), 2002-Ejournal.unisba.ac.id
R. Wayne Pace dan Don F. Faules.(2006). Komunikasi Organisasi;
strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.